 
          Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar berbenah menyambut  Open Sky 2015. Run way (landasan pacu) bandara kebanggaan masyarakat  Sulsel tersebut akan diperpanjang, dari 3.100 meter menjadi 3.500 meter  persegi.
Luas lahan yang harus dibebaskan untuk memperpanjang  landasan pacu Bandara Internasional Sultan Hasanuddin hingga 3.500 meter  mencapai 12 hektar.
PT Angkasa Pura I diminta untuk mempercepat  pembebasan lahan untuk perpanjangan landasan pacu bandara internasional  Sultan Hasanuddin Makassar. Proyek pembangunan landasan pacu ditargetkan  berjalan 2013 mendatang.
Kepala Dinas Perhubungan Sulsel,  Masykur A Sulthan berharap rencana perpanjangan landasan pacu bandara  tidak terhambat proses pembebasan lahan di sekitar bandara.
"Kebijakan  tersebut diharapkan tidak terganggu lambatnya proses pembebasan lahan  karena telah masuk program pembangunan infrastruktur tahun 2013," kata  Masykur, di Kantor Gubernur Sulsel, Kamis (5/4/2012).
Menurutnya,  Kementerian Perhubungan telah siap mengalokasikan dana segar sebesar Rp  196 miliar untuk pembangunan landasan pacu dan sejumlah fasilitas  penunjang sebagai bandara kelas internasional.
Termasuk  penambahan terminal pesawat dari 1.500 menjadi 3.000 terminal dan  pembangunan hangar untuk maintenance (perawatan) pesawat, dan hotel  transit di area bandara.
Menurutnya, perpanjangan landasan pacu  sangat penting untuk mendukung penetapan Bandara Internasional Sultan  Hasanuddin sebagai hub utama penerbangan bidang ekonomi di Indonesia  setelah Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta.
Masykur  menambahkan, pembangunan hangar pesawat ditargetkan dapat berjalan Mei  2012 nanti, sedangkan rencana pembangunan perluasan landasan pacu baru  akan dilakukan awal tahun 2013 mendatang
Ditemui terpisah,  Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo bahkan secara khusus telah meminta  pihak PT Angkasa Pura 1 selaku pihak otoritas bandara untuk segera  melakukan pembebasan lahan.
"Kepada Kementerian Perhubungan, kami  minta agar bandara ini diperluas. Khususnya dibagian runway agar  diperpanjang," kata Syahrul saat meresmikan penggunaan kantor Otoritas  Bandar Udara Wilayah V Makassar, Kamis (5/4/2012).
Kantor  Otoritas Bandar Udara Wilayah V Makassar dibangun di atas lahan seluas  15.600 meter persegi. Pembangunannya dimulai sejak Juni 2009.
Kantor  ini dilengkapi dengan sejumlah fasilitas penunjang seperti crisis  center, meeting room, power house, perpustakaan, hingga musholla.
Anggaran yang digunakan dalam pembangunan kantor ini bersumber dari DIPA 2009-2011 yang disalurkan dalam tiga tahap pembangunan.
Ketua  DPD Partai Golkar Sulsel inu menjelaskan, sistem transportasi baik  udara maupun laut menjadi perhatian utama untuk dapat meningkatkan  perekonomian di Sulsel.
Menurutnya, untuk saat ini perkembangan  perekonomian di Sulsel sangat baik. Salah satu indikatornya, Menteri  Pariwisata mengumumkan banyak warga Sulsel yang melakukan kunjungan  wisata ke luar provinsinya adalah dari Sulsel.
Sementara itu,  Dirjen Perhubungan Herry Bakti, mengatakan, tugas dan fungsi Otoritas  Bandara Wilayah V Makassar meliputi pengaturan, pengendalian, dan  pengawasan bidang penerbangan sipil.
Wilayah kerja otoritas  bandara WilayahbV meliputi Sulsel, Sulteng, Sulbar dan Sultra yang  membawahi 32 bandara aktif, dari 36 bandara yang terdaftar.
"Bandara  di Makassar ini merupakan salah satu main hub penerbangan di Indonesia  sehingga harus ada koordinasi yang baik. Apalagi, melibatkan banyak  stake holder mulai dari swasta hingga institusi pemerintahan," ujarnya.
(Tribunnews)



 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar